Rangkaian perampokan di berbagai wilayah terus disidik Mabes Polri. Dari tipe dan beberapa jenis senjata, ada dugaan baru bahwa sebagian senjata itu disusupkan dari Kamp Mindanao, Filipina Selatan.
''Memang ada yang eks GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Tapi, yang rakitan kami duga dari Mindanao,'' ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Iskandar Hasan kemarin (27/8).
Analisisnya, senjata rakitan yang banyak digunakan memiliki tekstur halus dan pabrikasi yang sangat baik untuk ukuran senjata rakitan. Dia mencontohkan penangkapan tersangka penjualan senjata api rakitan di Cikokol, Tangerang, Senin lalu (23/8), oleh aparat Polda Metro Jaya. Saat itu, disita senjata laras pendek jenis Browning dengan kualitas rakitan yang halus. ''Kalau buatan orang lokal, tak sebaik itu,'' kata mantan Kapolda Bangka Belitung tersebut.
Iskandar menceritakan, saat berkunjung ke Filipina Selatan beberapa waktu lalu, dirinya melihat banyak bengkel perakitan senjata di wilayah itu. Banyak senjata standar yang dimodifikasi menjadi spesifik dengan ketelitian tinggi seperti senjata khusus sniper.
Karena itu, dia yakin, kualitas senjata api rakitan yang beredar dan digunakan para perampok dihasilkan dari wilayah konflik tersebut. ''Tidak menutup kemungkinan senjata-senjata jenis itu dipasok, dimasukkan lewat jalur laut, oleh sindikat,'' ujarnya.
Wartawan Jawa Pos Kardono Setyo juga pernah melihat langsung perakitan senjata itu saat bertugas melakukan peliputan khusus di wilayah Mindanao pada Lebaran tahun lalu (September 2009).
Di bagian lain, Kepala Dinas Penerangan TNI-AD Brigjen Suwarno Widjanarko membantah aparat TNI-AD terlibat perampokan Bank CIMB Medan. Namun, dia membenarkan bahwa ada dua anggota TNI yang ditangkap di Sumatera Utara terkait perampokan terhadap warga sipil.
Dia menjelaskan, dua anggota itu merampas motor dan ponsel pada 22 Agustus lalu. Saat ini, mereka sedang diperiksa Polisi Militer Kodam Bukit Barisan. ''Ada satu orang dari Yon 100 Raiders dan seorang lagi dari Yon Zeni 1,'' katanya.
Jenderal berbintang satu itu memastikan bahwa mereka akan dihukum sesuai hukum militer. ''Proses sudah dilakukan Denpom,'' ungkapnya.
Sumber : Jawa Pos
''Memang ada yang eks GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Tapi, yang rakitan kami duga dari Mindanao,'' ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Iskandar Hasan kemarin (27/8).
Analisisnya, senjata rakitan yang banyak digunakan memiliki tekstur halus dan pabrikasi yang sangat baik untuk ukuran senjata rakitan. Dia mencontohkan penangkapan tersangka penjualan senjata api rakitan di Cikokol, Tangerang, Senin lalu (23/8), oleh aparat Polda Metro Jaya. Saat itu, disita senjata laras pendek jenis Browning dengan kualitas rakitan yang halus. ''Kalau buatan orang lokal, tak sebaik itu,'' kata mantan Kapolda Bangka Belitung tersebut.
Iskandar menceritakan, saat berkunjung ke Filipina Selatan beberapa waktu lalu, dirinya melihat banyak bengkel perakitan senjata di wilayah itu. Banyak senjata standar yang dimodifikasi menjadi spesifik dengan ketelitian tinggi seperti senjata khusus sniper.
Karena itu, dia yakin, kualitas senjata api rakitan yang beredar dan digunakan para perampok dihasilkan dari wilayah konflik tersebut. ''Tidak menutup kemungkinan senjata-senjata jenis itu dipasok, dimasukkan lewat jalur laut, oleh sindikat,'' ujarnya.
Wartawan Jawa Pos Kardono Setyo juga pernah melihat langsung perakitan senjata itu saat bertugas melakukan peliputan khusus di wilayah Mindanao pada Lebaran tahun lalu (September 2009).
Di bagian lain, Kepala Dinas Penerangan TNI-AD Brigjen Suwarno Widjanarko membantah aparat TNI-AD terlibat perampokan Bank CIMB Medan. Namun, dia membenarkan bahwa ada dua anggota TNI yang ditangkap di Sumatera Utara terkait perampokan terhadap warga sipil.
Dia menjelaskan, dua anggota itu merampas motor dan ponsel pada 22 Agustus lalu. Saat ini, mereka sedang diperiksa Polisi Militer Kodam Bukit Barisan. ''Ada satu orang dari Yon 100 Raiders dan seorang lagi dari Yon Zeni 1,'' katanya.
Jenderal berbintang satu itu memastikan bahwa mereka akan dihukum sesuai hukum militer. ''Proses sudah dilakukan Denpom,'' ungkapnya.
Sumber : Jawa Pos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar