SIAPA bilang berolahraga tidak dapat dilakukan saat menjalankan puasa. Dengan teknik yang tepat, olahraga justru bisa memperlancar puasa. Olahraga apa yang tepat dilakukan saat puasa?
Badan lemas dan tidak bertenaga biasa terjadi pada bulan puasa. Belum lagi rasa kantuk yang terus menggelayut,tak jarang membuat orang enggan beraktivitas terlalu berat saat menjalankan puasa. Biasanya olahraga adalah aktivitas yang dihindari saat puasa. Alasannya selain menguras fisik, mereka juga takut olahraga akan membuat tubuh haus dan lemas. Padahal justru sebaliknya,berolahraga saat berpuasa justru bisa membangkitkan semangat dalam menjalankan ibadah puasa. Dikatakan spesialis kedokteran olahraga dari Universitas Indonesia,dr Grace Tumbelaka SpKO, bahwa agar puasa tetap berjalan dengan lancar maka jangan pernah untuk memperhatikan dan menjaga kebugaran fisik. Nah, saat puasa sudah pasti jadwal makan pun berubah, misalnya dari tiga kali sehari menjadi dua kali,yaitu saat berbuka dan sahur.
“Otomatis perubahan juga berdampak pada tubuh kita yang melakukan puasa,” tutur Grace dalam acara buka bersama yang diadakan Alchemmy Communication di Roemah Matraman, Kamis (12/8) lalu. Grace menuturkan agar perubahan tidak berdampak negatif pada tubuh maka lakukan olahraga agar tubuh tetap terjaga kesehatannya. Namun, tidak semua olahraga aman dilakukan saat puasa.
Sebaiknya pilih jenis olahraga yang tepat dan waktu yang tepat,serta lamanya berolahraga. “Olahraga sangat dianjurkan saat berpuasa, terutama untuk mereka yang suka olahraga,”ucap dokter yang berpraktik sebagai konsultan Medis di Pertamina Pusat ini. Pada hari pertama bulan puasa misalnya, sebaiknya pilih jenis olahraga yang tidak membutuhkan aktivitas fisik yang berat.
Sebagai gantinya, lakukan olahraga dengan porsi latihan atau aktivitas yang dimulai dari porsi yang ringan, dan sedikit demi sedikit atau dengan melakukannya secara bertahap. Selain itu, pilih jenis latihan yang tidak banyak melakukan loncatan. Mungkin olahraga yang bersifat aerobik seperti jogging atau treadmill bisa Anda pilih. “Intensitasnya adalah 60–80 dari maksimal yang biasa Anda lakukan saat berolahraga,”paparnya. Sebaiknya jangan melakukan latihan beban, karena banyak menghabiskan energi.
Jangan memilih waktu berolahraga pagi atau siang hari. Kecuali hanya melakukan peregangan, di mana peregangan bisa dilakukan sehabis sahur atau kapan saja, karena olahraga ini bersifat ringan.Untuk olahraga yang cukup berat, lakukan sore hari menjelang berbuka. “Lakukan olahraga sekitar satu atau setengah jam sebelum berbuka,” saran dokter lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia ini.
Apa pun olahraganya, maka lakukan semampunya, karena yang bisa menilai sejauh mana Anda kuat berolahraga adalah diri sendiri. Jika memang tidak kuat dari yang disarankan, jangan dipaksakan. Atau bisa juga dipantau dengan suatu alat khusus untuk berolahraga, jika sudah melampaui maka segera kurangi kadar berolahraga anda. Peregangan bisa juga dilakukan saat rasa kantuk menyerang di Anda sedang bekerja.
Lakukan gerakan ringan, seperti peregangan yang bisa memperlancar aliran darah ke otot. Selain menghilangkan rasa kantuk,badan pegal atau kaku juga menjadi lebih lentur karena melakukan peregangan. “Lakukan peregangan minimal 10 hitungan untuk menghilangkan rasa kantuk saat bekerja selama berpuasa,” saran Grace. Peregangan bisa dilakukan kapan saja sepanjang waktu berpuasa, dan boleh dilakukan pada pagi hari setelah sahur.
Peregangan pun dilakukan dengan gerakan yang sederhana, seperti saat peregangan tubuh ketika akan memulai olahraga.“Jangan lupa untuk minum air putih yang cukup saat berbuka terutama setelah berolahraga,” pesan Grace. Kebutuhan air mineral sebanyak delapan liter sehari walaupun saat berpuasa tetap harus dipenuhi. Hal itu dikatakan Grace, berguna untuk melancarkan metabolisme tubuh.
Empat gelas air putih saat sahur dan lima gelas air putih setelah berbuka sangat disarankan. Dr Michael Triangto SpKO dari RS Mitra Keluarga Kemayoran Jakarta, mengatakan bahwa saat berpuasa,bukan berarti tubuh berhenti beraktivitas, terutama berolahraga. Jika olahraga tidak dilakukan, bisa saja menimbulkan dampak pada kesehatannya.
Misalnya penurunan kadar Hb,berkurangnya kekebalan tubuh,serta masalah terhadap daya tahan jantung dan paru-paru. “Bagi orang yang berpuasa, jenis kegiatan olahraga yang dilakukan memang berbeda dengan kondisi normal. Jadi, yang terpenting dilakukan adalah dengan memperhatikan olahraga yang tepat, di waktu yang tepat,”paparnya.
Badan lemas dan tidak bertenaga biasa terjadi pada bulan puasa. Belum lagi rasa kantuk yang terus menggelayut,tak jarang membuat orang enggan beraktivitas terlalu berat saat menjalankan puasa. Biasanya olahraga adalah aktivitas yang dihindari saat puasa. Alasannya selain menguras fisik, mereka juga takut olahraga akan membuat tubuh haus dan lemas. Padahal justru sebaliknya,berolahraga saat berpuasa justru bisa membangkitkan semangat dalam menjalankan ibadah puasa. Dikatakan spesialis kedokteran olahraga dari Universitas Indonesia,dr Grace Tumbelaka SpKO, bahwa agar puasa tetap berjalan dengan lancar maka jangan pernah untuk memperhatikan dan menjaga kebugaran fisik. Nah, saat puasa sudah pasti jadwal makan pun berubah, misalnya dari tiga kali sehari menjadi dua kali,yaitu saat berbuka dan sahur.
“Otomatis perubahan juga berdampak pada tubuh kita yang melakukan puasa,” tutur Grace dalam acara buka bersama yang diadakan Alchemmy Communication di Roemah Matraman, Kamis (12/8) lalu. Grace menuturkan agar perubahan tidak berdampak negatif pada tubuh maka lakukan olahraga agar tubuh tetap terjaga kesehatannya. Namun, tidak semua olahraga aman dilakukan saat puasa.
Sebaiknya pilih jenis olahraga yang tepat dan waktu yang tepat,serta lamanya berolahraga. “Olahraga sangat dianjurkan saat berpuasa, terutama untuk mereka yang suka olahraga,”ucap dokter yang berpraktik sebagai konsultan Medis di Pertamina Pusat ini. Pada hari pertama bulan puasa misalnya, sebaiknya pilih jenis olahraga yang tidak membutuhkan aktivitas fisik yang berat.
Sebagai gantinya, lakukan olahraga dengan porsi latihan atau aktivitas yang dimulai dari porsi yang ringan, dan sedikit demi sedikit atau dengan melakukannya secara bertahap. Selain itu, pilih jenis latihan yang tidak banyak melakukan loncatan. Mungkin olahraga yang bersifat aerobik seperti jogging atau treadmill bisa Anda pilih. “Intensitasnya adalah 60–80 dari maksimal yang biasa Anda lakukan saat berolahraga,”paparnya. Sebaiknya jangan melakukan latihan beban, karena banyak menghabiskan energi.
Jangan memilih waktu berolahraga pagi atau siang hari. Kecuali hanya melakukan peregangan, di mana peregangan bisa dilakukan sehabis sahur atau kapan saja, karena olahraga ini bersifat ringan.Untuk olahraga yang cukup berat, lakukan sore hari menjelang berbuka. “Lakukan olahraga sekitar satu atau setengah jam sebelum berbuka,” saran dokter lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia ini.
Apa pun olahraganya, maka lakukan semampunya, karena yang bisa menilai sejauh mana Anda kuat berolahraga adalah diri sendiri. Jika memang tidak kuat dari yang disarankan, jangan dipaksakan. Atau bisa juga dipantau dengan suatu alat khusus untuk berolahraga, jika sudah melampaui maka segera kurangi kadar berolahraga anda. Peregangan bisa juga dilakukan saat rasa kantuk menyerang di Anda sedang bekerja.
Lakukan gerakan ringan, seperti peregangan yang bisa memperlancar aliran darah ke otot. Selain menghilangkan rasa kantuk,badan pegal atau kaku juga menjadi lebih lentur karena melakukan peregangan. “Lakukan peregangan minimal 10 hitungan untuk menghilangkan rasa kantuk saat bekerja selama berpuasa,” saran Grace. Peregangan bisa dilakukan kapan saja sepanjang waktu berpuasa, dan boleh dilakukan pada pagi hari setelah sahur.
Peregangan pun dilakukan dengan gerakan yang sederhana, seperti saat peregangan tubuh ketika akan memulai olahraga.“Jangan lupa untuk minum air putih yang cukup saat berbuka terutama setelah berolahraga,” pesan Grace. Kebutuhan air mineral sebanyak delapan liter sehari walaupun saat berpuasa tetap harus dipenuhi. Hal itu dikatakan Grace, berguna untuk melancarkan metabolisme tubuh.
Empat gelas air putih saat sahur dan lima gelas air putih setelah berbuka sangat disarankan. Dr Michael Triangto SpKO dari RS Mitra Keluarga Kemayoran Jakarta, mengatakan bahwa saat berpuasa,bukan berarti tubuh berhenti beraktivitas, terutama berolahraga. Jika olahraga tidak dilakukan, bisa saja menimbulkan dampak pada kesehatannya.
Misalnya penurunan kadar Hb,berkurangnya kekebalan tubuh,serta masalah terhadap daya tahan jantung dan paru-paru. “Bagi orang yang berpuasa, jenis kegiatan olahraga yang dilakukan memang berbeda dengan kondisi normal. Jadi, yang terpenting dilakukan adalah dengan memperhatikan olahraga yang tepat, di waktu yang tepat,”paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar