Banyak anak muda yang merokok berawal dari ajakan teman. Setidaknya, itulah yang bisa disimpulkan dari wawancara Timlo.net kepada beberapa anak muda di salah satu perguruan tinggi di Kota Solo.
Sekarang ini, merokok seolah menjadi sesuatu yang biasa di berbagai kalangan. Baik itu muda-mudi maupun orang yang sudah berumur pun tidak luput dari batang tembakau ini. Padahal, dahulunya pada abad ke 16, rokok hanya bisa dinikmati oleh para bangsawan Eropa. Hingga lama kelamaan, kebiasaan merokok meluas ke negara-negara lain termasuk Indonesia (sumber : Wikipedia).
Berdasarkan data yang diperoleh dari bisnis.com, Indonesia sudah menembus angka Rp 130 triliun rupiah dalam hal konsumsi rokok. Terang saja, mendapatkan rokok memang tidaklah sulit. Karena selain harganya yang relatif murah, di setiap jengkal langkah, kita bisa mendapati sebuah warung yang menjual puntung rokok.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Timlo.net kepada sejumlah anak muda di Solo, rata-rata mereka menikmati nikotin dari ajakan teman. “Saya pertama kali merokok itu SMP Kelas 2, awalnya ditawari teman, waktu pertama nggak mau, tapi lama kelamaan saya ketagihan”, ucap Rifqi. Berbeda dengan Novia, kepada Timlo.net ia mengatakan bahwa awalnya merokok karena memang hanya iseng, namun lambat laun terlebih pada saat kuliah, ia mulai kecanduan.
Kebiasaan merokok di kalangan anak muda layaknya sebuah benang yang jelas ujungnya namun tak jelas pangkalnya. Dapat dikatakan demikian karena banyaknya anak muda yang ‘terjun bebas’ di dunia hisap tembakau hingga saat ini belum mendapati sebuah titik pemberhentian. “Kalau saya sih sudah berusaha untuk berhenti, namun keinginan untuk menghisap rokok tetap timbul. Hasilnya saya menghisap rokok lagi”, ujar Fajar.
Selain kebiasaan tersebut, berbeda dengan Erfan dan Richie. Mereka mengatakan bahwa kebiasaan merokok hanya dilakukan ketika sedang menghadapi pikiran yang berat dan luang waktu yang ada. Jumlah rokok yang mereka habiskan pun tidak sebanyak mereka yang mencandu puntung yang mengandung tar, nikotin, dan berbagai zat lainnya ini.
Ketika ditanya soal dampak yang mereka rasakan, sesak nafas merupakan jawaban penting bagi mereka. Selain itu, turunnya stamina juga menjadi dampak lain bagi para perokok aktif ini.
Namun demikian, kontroversi mengenai rokok tak pernah reda. Di satu sisi, rokok mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh yang menghirup rokok maupun asapnya, namun di sisi lain, rokok menyumbang devisa negara yang cukup besar. Sebuah polemik kehidupan masyarakat yang patut kita ikuti perkembangannya baik dari sisi kesehatan, bisnis, maupun para perokok itu sendiri.
Sumber : menujuhijau.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar