ALANGKAH baiknya jika Anda dan si dia bisa mengakhiri hubungan dengan jalan bahagia. Namun, tak sedikit pasangan terpaksa putus karena berbagai sebab. Tentu sulit memutuskan hubungan emosional yang sudah kuat.
Sang mantan kekasih tiba-tiba datang kembali ke kehidupan Anda. Nyata ia katakan masih mencintai Anda dan ingin merajut kembali kisah asmara seperti dulu.
Kalau Anda berada pada situasi sulit seperti ini, Anda harus memberikan respons tegas. Anda harus hati-hati mempertimbangkan rencana masa depan ketimbang tetap mempertahankannya sebagai kekasih.
Menerima cinta kembali: pria vs wanita
Kepercayaan umum mengatakan bahwa wanita cenderung lebih berpegang pada perasaan dalam urusan cinta. Namun, Cosmopolitan melaporkan fakta sebaliknya, di mana sebanyak 50 persen pria mengakui masih menyimpan perasaan kepada mantan kekasihnya sementara hanya 27 persen wanita mengatakan demikian.
Ini artinya, wanita secara statistik lebih mungkin untuk menolak kembali cinta mantan kekasih. Kalau Anda merasa tidak yakin dengan temuan tersebut, siapkan terlebih dahulu berbagai respon untuk menyiasati situasi berpotensi tidak nyaman.
Pertimbangkan motifnya
Sebelum Anda kembali ke pelukan mantan kekasih, pikirkan masak-masak mengapa ia tiba-tiba mengatakan ingin kembali. Ada kemungkinan dia adalah pria baik yang tulus mencintai Anda atau sebaliknya, ia mungkin memiliki motif tersembunyi.
Bersikaplah logis dan kritis saat mempertimbangkan motivasi di balik pernyataan cintanya untuk memastikan bahwa Anda tidak jatuh di lubang yang sama atau menghadapi kerumitan yang sama.
Pertimbangkan alasan Anda putus cinta
Keinginan besar untuk kembali ke mantan kekasih terjadi jika Anda masih mempertahankan keterikatan emosional dengannya. Sebelum terjebak dalam situasi demikian, pikirkan benar soal keadaan yang memisahkan Anda berdua. Kalau masalah yang membelit hubungan bagaikan benang kusut yang tak bisa diurai, maka tak perlu kembali ke cinta masa lalu.
Menghindar bukan jawaban
Jika mantan kekasih bukan lagi pria atau wanita yang Anda cintai, Anda mungkin tergoda ingin melemahkan emosinya dengan menghindar. Memang, tindakan ini paling mudah dilakukan karena mencegah Anda untuk tidak berurusan dengan situasi tidak nyaman.
Namun, masalah tak akan selesai dengan jalan menghindari. Alih-alih menghindari masalah, bicara padanya agar perasaan Anda berdua semakin jelas.
Kejujuran adalah langkah terbaik
Anda tidak ingin melukai perasaan seseorang yang dulu pernah sangat mencintai, tapi Anda juga tidak ingin ia menguasai hari-hari Anda. Setelah meluangkan waktu sendiri untuk mempertimbangkan keinginannya untuk kembali, berbagilah perasaan Anda dengannya.
Jika ternyata Anda tidak mencintainya dan tidak ingin merajut kasih kembali, biarkan segala sesuatu jelas. Gambarkan masalah dengan baik dan berusahalah untuk mengambil sikap nyata agar Anda berdua tak akan terlibat kesulitan serupa di masa depan.
Sang mantan kekasih tiba-tiba datang kembali ke kehidupan Anda. Nyata ia katakan masih mencintai Anda dan ingin merajut kembali kisah asmara seperti dulu.
Kalau Anda berada pada situasi sulit seperti ini, Anda harus memberikan respons tegas. Anda harus hati-hati mempertimbangkan rencana masa depan ketimbang tetap mempertahankannya sebagai kekasih.
Menerima cinta kembali: pria vs wanita
Kepercayaan umum mengatakan bahwa wanita cenderung lebih berpegang pada perasaan dalam urusan cinta. Namun, Cosmopolitan melaporkan fakta sebaliknya, di mana sebanyak 50 persen pria mengakui masih menyimpan perasaan kepada mantan kekasihnya sementara hanya 27 persen wanita mengatakan demikian.
Ini artinya, wanita secara statistik lebih mungkin untuk menolak kembali cinta mantan kekasih. Kalau Anda merasa tidak yakin dengan temuan tersebut, siapkan terlebih dahulu berbagai respon untuk menyiasati situasi berpotensi tidak nyaman.
Pertimbangkan motifnya
Sebelum Anda kembali ke pelukan mantan kekasih, pikirkan masak-masak mengapa ia tiba-tiba mengatakan ingin kembali. Ada kemungkinan dia adalah pria baik yang tulus mencintai Anda atau sebaliknya, ia mungkin memiliki motif tersembunyi.
Bersikaplah logis dan kritis saat mempertimbangkan motivasi di balik pernyataan cintanya untuk memastikan bahwa Anda tidak jatuh di lubang yang sama atau menghadapi kerumitan yang sama.
Pertimbangkan alasan Anda putus cinta
Keinginan besar untuk kembali ke mantan kekasih terjadi jika Anda masih mempertahankan keterikatan emosional dengannya. Sebelum terjebak dalam situasi demikian, pikirkan benar soal keadaan yang memisahkan Anda berdua. Kalau masalah yang membelit hubungan bagaikan benang kusut yang tak bisa diurai, maka tak perlu kembali ke cinta masa lalu.
Menghindar bukan jawaban
Jika mantan kekasih bukan lagi pria atau wanita yang Anda cintai, Anda mungkin tergoda ingin melemahkan emosinya dengan menghindar. Memang, tindakan ini paling mudah dilakukan karena mencegah Anda untuk tidak berurusan dengan situasi tidak nyaman.
Namun, masalah tak akan selesai dengan jalan menghindari. Alih-alih menghindari masalah, bicara padanya agar perasaan Anda berdua semakin jelas.
Kejujuran adalah langkah terbaik
Anda tidak ingin melukai perasaan seseorang yang dulu pernah sangat mencintai, tapi Anda juga tidak ingin ia menguasai hari-hari Anda. Setelah meluangkan waktu sendiri untuk mempertimbangkan keinginannya untuk kembali, berbagilah perasaan Anda dengannya.
Jika ternyata Anda tidak mencintainya dan tidak ingin merajut kasih kembali, biarkan segala sesuatu jelas. Gambarkan masalah dengan baik dan berusahalah untuk mengambil sikap nyata agar Anda berdua tak akan terlibat kesulitan serupa di masa depan.
Sumber : lifestyle.okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar